Beranda » Tinggalkan Gosip, Mari Bangun Negeri: Dengan Fokus pada Kerja Nyata

Tinggalkan Gosip, Mari Bangun Negeri: Dengan Fokus pada Kerja Nyata

Oleh: Saeed Kamyabi

Pemerhati Sosial dan Kebangsaan

Zonalabour.com, Jakarta – Tak hanya soal ijazah Jokowi yang terus diungkit, kini publik juga disuguhi berita panas lainnya: dugaan perselingkuhan mantan Gubernur. Media sosial bergemuruh, ruang publik gaduh, dan masyarakat kembali terjebak dalam euforia drama yang tidak membawa satu rupiah pun nilai tambah bagi kemajuan bangsa. (16/04/2025)

Yang lebih menyedihkan: skandal semacam ini justru menjatuhkan marwah kaum wanita, merusak martabat kepemimpinan, dan menjauhkan kita dari diskursus yang membangun.

Padahal, Indonesia ini kaya raya. Tidak ada alasan rasional bagi rakyat negeri ini untuk jadi pekerja kasar di negeri orang, jadi imigran ilegal, atau hidup terjepit di kampung halaman sendiri.

Yang kita butuhkan hanyalah orientasi ulang: dari bergosip ke berkarya. Dari mencaci ke membangun.

Aktivitas-aktivitas positif yang semestinya kita fokuskan justru sangat banyak dan strategis, antara lain:

1. Menciptakan lapangan kerja berbasis lokal, desa, dan keluarga.

2. Mengembangkan teknologi pertanian dan pupuk organik ramah lingkungan.

3. Membangun sistem pengolahan sampah yang menciptakan nilai ekonomi.

4. Membimbing pemuda menjadi inovator, bukan hanya komentator.

5. Memakmurkan masjid sebagai pusat peradaban, bukan sekadar tempat ritual.

6. Mengembangkan industri halal, pariwisata spiritual, dan UMKM berbasis kearifan lokal.

7. Menguatkan gerakan cinta tanah air melalui kerja nyata, bukan hanya slogan.

Tahukah kita seberapa kayanya negeri ini?

1. Luas laut Indonesia mencapai 6,4 juta km², dengan potensi sumber daya perikanan lestari lebih dari 12 juta ton per tahun.

2. Cadangan emas, nikel, tembaga, dan bauksit termasuk terbesar di dunia.

3. Indonesia juga memiliki batubara, gas alam, minyak bumi, dan panas bumi yang menyimpan energi lintas generasi.

4. Dari sektor pertanian, Indonesia adalah rumah bagi ribuan varietas tanaman pangan, herbal, dan hortikultura.

5. Kekayaan hutan tropis kita tak hanya menghasilkan kayu, tapi juga madu, rotan, getah, rempah, dan karbon yang bisa dijual dalam skema perdagangan karbon dunia.

6. Dari laut kita, bukan cuma ikan: rumput laut, garam, mutiara, bahkan energi ombak dan pasang surut adalah sumber daya yang belum dimaksimalkan.

“Semua itu tidak akan habis bahkan untuk 70 generasi.’

Lantas mengapa kita masih berkelahi soal hal remeh, atau tenggelam dalam berita skandal para elit?

Mengapa masih bangga menjadi buruh migran, saat seharusnya kita bisa jadi tuan rumah di negeri sendiri?

Saatnya kita kembali pada hal yang bermakna. Kita ini bukan bangsa yang kekurangan harta — kita hanya kurang fokus.

Kurang pemimpin yang memotivasi, dan kurang masyarakat yang berani move on dari berita tak bermutu.

Indonesia tidak akan bangkit dengan membongkar aib masa lalu. Tapi Indonesia akan bangkit dengan kerja nyata, semangat kolektif, dan iman yang kokoh.

Cukuplah sudah drama tak bermutu ini. Mari kita mulai bekerja, membangun negeri, mempersiapkan kehidupan akhirat.

(Sayeed Kamyabi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *